Protected by Copyscape Website Copyright Protection

Rabu, 25 Juli 2012

Tidur....

Aku terpejam...

... mataku terpejam, hatiku terpejam, duniaku terpejam.

Semuanya berputar dalam benak, bergelung-gelung, membentuk sebuah mimpi kosong yang sama sekali tak indah. Dunia itu, dunia mimpi yang membosankan, tapi aku tak mau pergi. Aku lelah untuk membuka mata dan menghadap realita. Aku bosan hidup dalam kehidupan yang selalu saja begitu.

Kehidupan yang dipenuhi orang-orang mayoritas dengan pemikiran mayoritas. Kehidupan yang hanya bisa melihat salahku, salahku dan salahku. Kehidupan yang menuntut kesempurnaan, tetapi sangat jauh dari kesempurnaan itu sendiri. Tidak ada yang benar—dan itu membosankan.

Jauh lebih membosankan dari mimpi paling membosankan sekalipun.

Kehidupan yang sama. Dunia yang sama. Hidup yang sama.

Begitu mata ini terbuka, semua kembali berputar dalam putaran yang sama.

Karena itu, aku memilih untuk tidur.

Menutup mataku rapat-rapat dan berharap tak perlu terbangun.

Terkadang, aku terpikir, mengapa kehidupan —yang membosankan— ini harus diciptakan? Mengapa aku harus ambil bagian di dalamnya? Mengapa aku harus berada di lingkaran yang sama, berputar-putar dan hidup seperti orang aneh yang mencoba melawan arus kemayoritasan?

Mimpi ini, mimpi yang sedang kujalani saat aku menutup mata, terlihat kelam, gelap dan dingin. Tetapi, dunia di sana, dunia nyata ketika mata ini terbuka, jauh lebih kelam, gelap dan dingin.

Kenyataannya, tidak ada yang namanya keajaiban, tidak ada kehidupan mendayu-dayu layaknya negeri dongeng, tidak ada kesempurnaan. Lalu, untuk apa orang bermimpi jika akhirnya harus berputar di kehidupan yang sama? Kehidupan monoton yang mayoritas dengan orang-orang berpemikiran sama?

Lebih baik hidup di alam mimpi yang kosong seperti yang kualami saat ini.

Tanpa impian. Tanpa cacian. Tanpa orang-orang yang membosankan.

Miris?

Hidupku, pemikiranku, diriku, semua tentangku memang tidak ada yang benar.

Semua salah—karena memang begitu, kan, seharusnya?

Aku lelah. Aku bosan. Aku ingin di sini, di alam mimpi ini. Terpejam dan beristirahat.

Maaf….

Karena aku tidak sempurna, dan tidak ingin menjadi bagian dari kesempurnaan itu.

Protected by Copyscape Plagiarism Checker